A.
Seni
Rupa Murni
Bentuk karya
seni rupa terdiri atas bentuk dua
dimensi (dwimatra),yang memiliki ukuran panjang dan lebar, hanya bisa dinikmati
dari satu sudut pandang. Contohnya lukisan,
batik, ilustrasi, dan tiga dimensi
(trimatra), memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggidapat dilihat dari
berbagai arah. Contohnya adalah
patung, wayang golek,diorama, arsitektur, meja, dan kursi.
Secara umum seni rupa terbagi dua cabang,
yaitu seni rupa murni (pure art/fine
art) dibuat dengan fungsi keindahan. Contohnya adalah seni patung dan seni lukis.Dan seni murni terapan (appied art),dibuat bukan hanya
fungsi keindahan, namun dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya ukiran kursi, vas bunga, tas dan kipas.
1
Seni
Lukis
Seni lukis adalah seni
yang mengekspresikan pengalaman artistic seorang seniman melaluibidang dua
dimensi. Para seniman seni lukis memanfaatkan
unsure bidang, warna, tekstur, bentuk, nada, komposisi, dan ritma serta
ungkapan ide, gagasan, tema, isi, dan perasaan untuk membuat sebuah karya seni.
Berdasarkan
media, bahan, dantekniknya, seni lukis dapat dibedakan menjadi, beberapa macam,
antara lain :
a. Lukisan Cat Minyak (Oil
Painting) adalah lukisan yang menggunakan cat
berupa tepung atau pasta yang dilarutkan/dicampur dengan minyak (lijn oil). Media yang digunakan untuk
melukis adalah kanvas, triplek, atau kertas. Alat yang digunakan untuk melukis
adalah kuas atau pisau palet. Cat minyak yang digunakan biasanya dijual dalam
bentuk kemasan(tube) salah satu pelukis Indonesia yang menggunakan cat minyak
adalah Ivan Sagito.
b. Lukisan Cat Air (Water
Colour) adalah lukisan yang menggunakan media
cat air yang memiliki sifat transparant
(tembus pandang)/aquarel yang dilarutkan dengan air. Medianya membuat lukisan
cat air dengan umumnya lertas putih atau kertas khusus cat air.
c. Lukisan Pastel (Oil
Pastel) adalah lukisan yang menggunakan butiran
pigmen warna yang telah dipadatkan seperti batangan kapur. Cara melukisnya
dengan menggoreskan batangan ke atas permukaan kertas bertekstur atau kanvas. Lukisan
ini menghasilkan jejak-jejaktekstur yang tidak rata.
d. Lukisan Arang (Conte)
adalah lukisan yang menggunakan arang (conte)
dapat menghasilkan lukisan berkesan gelap terang. Pengaturan nuansa bentuk dan
cahaya sangat menonjol dari lukisan ini. Lukisan arang tidak hanya berwarna
hitam saja, dewasa ini banyak dipakai warna-warna yang lain seperti merah,
biru, coklat, krem dan hiaju. Conte
biasannya berbentui serbuk tapi adapula yang berbentuk batangan seperti pensil.
Cara penggunaan dibiasanya digosok menggunakan kapas atau kuas.
e. Lukisan Al-Fresco : termasuk
jenis lukisan dinding (mural). Al-fresco
sendiri mengandung arti fresh atau
segar.
Teknik melukis dikerjakan dengan
teknik tempera yang dibuat pada saat tembok masih dalam keadaan basah, kemudian
dilapisi dengan “lepa” sehingga catnya mudah meresap dan tahan lama. Lukisan
ini berkembang pada zaman renaissance pada
diding gereja. Salah satu seniman yang terkenal adalah Michaelangelo yang melukis pada kubah gereja St. Pieters di Roma
dan lukisan Raphael di Istana Vatican.
f. Lukisan al secco :
media yang digunakan untuk lukisan al secco sama dengan lukisan al fresco, namun lukisan al secco
dilukis setelah temboknya kering. Contohnya lukisan Leonardo da Vinci berjudul The
Last Super menghiasi gereja Santa Maria Delle Grazie di Milan (Italia).
g. Lukisan
Tempera : adalah lukisan yang dibuat ditembok
(mural). Setelah tembok kering, catnya diaduk dengan bahan perekat, bahkan ada
kalanya cat air dicampur dengan putih telur sehingga hasilnya seperti cat
minyak. Lukisan tersebut disebut juga Gouace.
Lukisan tempera banyak ditemukan di daerah Eropa. Lukisan ini menjadi
hiasan dinding gereja dan istana. Puncak kemegahan lukisan ini adalah pada
zaman Renaisance.
h. Lukisan
Azalejo : adalah lukisan yang dikerjakan dengan
cara menenpel potongan dari suatu bentuk tertentu sesuai dengan pola gambar.
i. Lukisan Mozaik : adalah
lukisan yang menggunakan teknik menempelkan pacahan kaca,porselen, nulir
mineral, batu berwarna atau biji-bijian yang disusun sesuai pola gambar.
Biasannya dilukiskan pada diding, bangunan, lantai, dan langit-langit. Lukisan
ini ditemukan di Tiongkok, mesir Kuno, Yunani, Romawi, India juga dikembangkan
di Indonesia.
j. Lukisan Intersia :
lukisan intarsia tekninya sama dengan mozaik, hanya bahan yang ditempelkan
berupa kayu tipis atau kulit kayu pada papan yang diberi warna-warni. Lukisan
ini banyak ditemukan di Jepang, Tiongkok, dan Swiss.
k. Lukisan Kolase
(collage) : adalah lukisan yang menggunakan
teknik temple, patri, las, ikat, renda, jahit, dan jalin. Media yang digunakan
bisa barang bekas seperti onderdil mesin, limbah, papan, kulit kayu, kerang,
kain perca, bulu binatang, dan serat.
l. Lukisan Kaca (Glass
Painting) : lukisan yang dibuat dengan
menempelkan bagian kaca yang satu dengan kaca yang lain dengan bantuan timah.
Kaca-kaca tesebut dibentuk dan ditempelkan sesuai dengan pola tertentu dengan
warna-warna yang beragam. Lukisan kaca berkembang pada zaman Ghotic di Eropa
dan digunakan untuk menghiasi gereja-gereja Katolik. Lukisan kaca dapat juga
dibuat dengan cara dilukis dengan menggunakan cat minyak. Caranya adalah
melukis terbalik sehingga hasilnya berada dibelakang kaca. Di Indonesia lukisan
ini berkembang pesat di daerah Trusmi Cirebon ( Jawa Barat).
m. Lukisan Batik (Batik
painting) : membuat batik bahannya pada kain
diperlukan kain, lilin cair, dan canting. Sedangkan membuat lukisan batik
diperlukan kain dan cat berupa naphtol
dan indigos..Hasil lukisan batik ini
lebih ekspresif dibandingkan denganbatik yang dibuat dengan canting. Beberapa
seniman yang menonjol dalam teknik ini diantaranya Amri Yahya, Abas Alibasyah,
Bambang Utoro, Bagong Kussudiarjo, dan Kuswaji Kawendro.
2
Seni
Patung
Seni patung
merupakan suatu bentuk pengungkapan pengalaman artistik seniman yang
ditampilkan dalam wujudkarya tiga dimensi (trimatra). Hasil karya ini dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang.
a.
Bahan
dan Teknik Pembuatan Patung.
Untuk membuat
sebuah patung ada beberapa bahan dan teknik yang di gunakan. Berikut ini diantaranya
:
1) Bahan keras :
dapat berupa kayu, batu cadas atau andesit, logam, gading, tulang, dan tanduk.
Teknik yang dapat digunakan untuk membuat patung dari bahan keras adalah dengan
teknik pahat, kecuali bahan yang terbuat dari logam. Semnetara yang terbuat
dari bahan keras logam seperti perunggu, kuningan, emas, perak, tembaga, besi
bisa dilakukan dengan teknik cor (bivalve dan a cire perdue), tempa, patri, dan
las tuang.
2) Bahan palstis
: dapat berupa tanah liat, semen, plastisin, lilin, bubur kertas, sabun, dan
gips. Patung dari bahan plastis bisa dibuat dengan teknik membentuk, membutsir,
mencetak, nodelling, coiling, pijit, dan slabing.
b.
Bentuk
dan Wujud Seni Patung
Berikut ini beberapa bentuk dan
wujud patung :
·
Bagian
kop : pembuatan patung yang hanya menggambarkan
bagian kepala saja.
·
Bagian
buste : merupakan pembuatan patung yang
menggambarkan bagian dada atau bentuk dada dan kepala.
·
Bagian
torso : merupakan pembuatan patung yang
menggambarkan badan.
c.
Teknik
Membuat Patung
Dalam
membuat patung seorang seniman dapat menggunakan berbagai teknik bergantung
pada bahan dan keahlian yang dimilikinya. Teknik-teknik tersebut, antara lain :
1) Teknik mengecor : adalah
teknik yang dipakai jika media yang digunakan bersifat cairan. Sebelum mengecor
seorang pematung harus membuat cetakan terlebih dahulu. Untuk mendapat cetakan,
pematungharus membuat model patung jadi
atau model positif, setelah itu pematung membuat cetakan negatif. Bahan yang
digunakan untuk membuat patung berbeda dengan bahan untuk membuat cetakannya.
Contohnya, jika bahan yang digunakan untuk membuat patung adalah logam, maka
bahan untuk embuat cetakannya adalah gips atau tanah liat. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
cetakan adalah bagian yang satu dengan yang lain diusahakan tidak terkunci,
supaya mudah dilepas. Ada dua jenis cetakan teknik mengecor patung menggunakan
teknik, yaitu :
a. Bivalve
yaitu teknik mengecor dengan cetakan yang dapat dibongkar pasang.
Teknik ini dipakai untuk mendapatkan hasil dalam jumlah banyak dengan model
yang sama.
b. A
cire perdue dpakai hanya untuk mendapatkan satu hasil, sekali pakai.
Cetakan terbuat dari bahan yang mudah dipecahkan seperti tanah liat, gips.
2) Teknik modeling
: adalah teknik membuat suatubentukdengan caramemijit, meremas, dan membentuk
sesuai yang diinginkan. Bahan yang digunakan adalah bahan yang bersifat plastis
seperti, tanah liat, platisin, lilin, dan bubur kertas.
3) Teknik Konstruktif
(Menempel) : teknik membuat patung dengan cara
menempelkan bagian yang satu dengan yang lain sedikit demi sedikit sehingga
menjadi sebuah karya patung. Bahan yang dipergunakan bervariasi, bisa tanah
liat, lilin, logam, dan bubur kertas.
B.
Sikap
Apresiatif terhadap Karya Seni Murni
1
Seni
Lukis
Dalam membuat
sebuah karya seni lukis, para seniman menentukan tujuan pembuatan karya, antara
lain :
a. Tujuan Religius
: menjadikan lukisan yang dibuatnya sebagai pengabdian yang ditujukan kepada
Tuhan, nenek moyang, atau para Dewa. Contohnya lukisan pada gua Leang-leang di
Maros, Sulawesi selatan.
b. Tujuan Magis
: menjadikan lukisan yang dibuat mendatangkan magis atau sihir. Lukisan
tersebut bersifat primitif.
c. Tujuan Simbolis
: kegiatan melukis untuk melambangkan suatu cita-cita kehidupan pribadi atau
kelompok. Misalnya, cita-cita kebahagiaan, kedamaian, kekuatan, dan kehendak
positif yang bermanfaat bagi manusia. Contohnya lukisan yang dibuat dengan
tujuan simbolis adalah lukisan kepahlawanan P. Diponegoro karya basuki
Abdullah.
d. Tujuan Estetis :
kegiatan melukis dengan semata-mata mengutamakan rasa keindahan saja sehingga
lukisannya dapat dinikmati sebagai penghias dekorasi. Contohnya lukisan
pemandangan.
e. Tujuan komersial
: melukis dengan mengutamakan selera pembeli. Contohnya adalah para pelukis
dijalan.
f. Tujuan Ekspresi
: melukis untuk mengekspresikan perasaannya sendiri, tanpa melihat unsure-unsur
lain.
2
Seni
Patung
Dalam pembuatan
seni patung, para seniman juga menentukan tujuan pembuatan karya-karyanya.
Berikut ini beberapa diantaranya :
a. Tujuan
Religius : untuk acara keagamaan.
Contohnya arca-arca yang terdapat pada candi-candi yang metupakan perwujudan
dari dewa.
b. Tujuan
Monumen : bertujuan untuk politis, historis, simbolis, dan filosofis. Contohnya
patung Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya dan patung Jendral Soedirman,
Monumen Serangan Oemum 1 maret di
Jogjakarta.
c. Tujuan
Kebesaran Raja : dibuat untuk menghormati dan mengagungkan raja. Contohnya Ratu
Ken Dedes sebagai Devi Prajnaparamitha.
d. Tujuan
Ekspresif : bertujuan dibuat semata-mata hanya mengutamakan segi ekspresi
estetis, ide, gagasan, dan persaan seniman saja. Contohnya beberapa seniman
patung yang bertujuan ekspresif adalah Edi Soenarso, Nyoman Nuarta, Saptoto, G.
Sidharta, Rita Widagdo, dan I Gusti Nyoman Lempad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar